Judulnya, Terserah Padamulah - Catatan Mini di Akhir Tahun Masehi

Bismillaahirrahmaanirraahiiim...
Catatan ini aku buka dengan dua kalimat super, baca dan pahami dengan baik, oke?
“Siapa yang tidak mensyukuri nikmat Tuhan, maka berarti berusaha untuk hilangnya nikmat itu. Dan siapa yang bersyukur atas nikmat berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat.” (Syeikh Ibnu Athaillah ra.)
Ditegaskan olehNya:
“…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.”

 “ALHAMDULILLAAHI RABBIL ‘AALAAMIIN”
                 Yuk, kita perbanyak syukur dipenghujung akhir tahun masehi ini. Bukan karena tanpa sebab sih, jika kita sedikit mau berinstropeksi diri terhadap diri kita selama ini, seburuk-buruknya apa yang telah kita perbuat secara sadar maupun tidak, segala kondisi yang kita alami, susah maupun senang, bahagia atau duka, penuh tawa atau banjir air mata, ingatlah, Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita untuk melewati tahun ini dengan sempurna. Bersyukurlah bagaimanapun keadaan kita. Tuhan masih berbaik hati kepada kita dengan memberi kesempatan untuk memulai diri lebih baik lagi, tapi justru kadang kita melalaikannya. Banyak sekali saudara-saudara atau kenalan kita telah menutup tahunnya sebelum penghujung tahun, mengakhiri catatan amal lebih cepat dari kita, dan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya tanpa diberi kesempatan untuk memperbaikinya kembali, dan tentu di alam lain sana mereka akan penuh sesal karena tidak segera bertaubat dan memperbaiki diri.  Lha kita? Sekali lagi bersyukurlah, karena “nikmat Tuhanmu manakah yang kalian dustakan?”. Dan ini kaitannya dengan rasa syukur yang terabaikan.

“Sesungguhnya Allaah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.“ (QS. Al Mu’min, 61)

            So, jika tahun ini (setelah kamu ambil nilai rata-ratanya) kamu rasa tidak banyak perubahan yang terjadi dalam hidupmu, malah seolah-olah garing, tidak ada hal fluktuatif yang terjadi, tetapi, memiliki keinginan untuk membuat semuanya berbeda dari yang berlalu, jadi, aku bisa menyarankan, teguhkan dalam hatimu, kemas niatmu dalam sebuah langkah nyata, dan katakan, “Bismillaahirraahmaanirraahiiim, AKU HARUS BISA LEBIH BAIK DARI INI!”. Dan pencapaian yang telah kita raih tentu bukanlah sebuah pencapaian final!. Menyemai kebaikan berarti dia akan menuai kebaikan pula, hukum alam berkata demikian. Jadi, apapun yang kalian lakukan baik, maka optimislah, akan menghasilkan sesuatu yang baik.
Menurut sebuah kata bijak, orang yang merugi adalah orang yang tidak bisa belajar dari hari yang telah lalu, sehingga terjerumus berkali-kali dalam sebuah kegagalan yang sama, atau jika tidak memulai dengan baik, maka bisa dikatakan dia sedang menciptakan kegagalan untuk dirinya. Uhh, kasihan banget bukan?? Dan ini kaitannya dengan perubahan diri yang lebih baik.

“Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik akhlaknya dan bermanfaat bagi umat manusia”

            Sebenarnya sih, tidak harus menunggu tanggal 01-01-2014 untuk memulai sebuah langkah perubahan. Perubahan itu bisa dimulai detik ini, menit ini, jam ini, ataupun hari ini!! Jikapun keteguhan sudah dipegang tak masalah kapanpun untuk memulai sebuah langkah sederhana. Tapi karena manusia cenderung suka menspesialkan tanggal dan momentum (katanya sih, biar mudah diingat, atau menjadi tanggal yang manis untuk sebuah hubungan romantis), maka kebanyakan dari kita lebih memilih menunda ‘mendeklarasikan’ diri untuk memulai langkah perubahan didalam hidup kita.  Betul gag? “hari pertama tahun baru aku janji mau sedekah terus sepanjang tahun”  ada juga “Hari rabu (tanggal 1) nanti aku janji mau berbakti kepada bapak ibu, apapun yang beliau dawuh aku akan nggeh, nggeh dan nggeh” atau “tahun baru nanti aku mau jadi lebih baik daripada tahun ini” atau bahkan “honey, tanggal 1 nanti kita rayain 1 bulan pacaran kita, yukk?” Upps, bukan seperti itu! Atau juga seperti ini, “ndro, liat aje, nanti tanggal 1 gua mau nembak cewek cakep itu|Pake apa?|Pake cangkul|%&%%*@*(!&(*@&*@^&” jangan sampe, deh!
           Oke, ada dua hal dalam catatan ini, syukur dan perubahan, lalu apa hubungan keduanya? Oke, syukur adalah suatu tindakan dimana kamu menghargai apa yang telah kamu dapat, kamu miliki, dengan lisan atau perbuatan. Paham? Next…  dan lazimnya, syukur itu lebih banyak dilisankan. Lalu, mari bersama-sama kita konversi lisan itu dengan perbuatan atau tindakan yang baik dan positif sebagai manifestasi dari puji syukur kita!! Dengan mengusung tema, “Sekarang harus lebih baik daripada kemarin” kita nikmati apa yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita, usia panjang dengan berbuat lebih baik dari kemarin.
          Contoh sederhananya, jika kemarin nilai pelajaran cuma dapat 5, maka besoknya harus 5,1 besoknya, 5,2, besoknya lagi, 5,3. Atau jika kemarin sedekahnya setiap Jum’at sekali, maka mulai sekarang harus seminggu 7 kali, atau jika kemarin 7 kali dalam seminggu maka mulai hari ini 5 kali dalam sehari setelah shalat jama’ah di masjid. Keren bukan??. Itulah manifestasi dari rasa syukur kita. Lalu ngapain harus nunggu tanggal 1 kalau mulai sekarang sudah bisa dilakukan! Jangan menunda-nunda kebaikan deh, gag ada untungnya kok. Contohnya aja shalat, shalat tepat waktu aja pahalanya gedekalo berjama’ah lho. Atau,

“Aku bersyukur masih punya ibu yang setiap hari masih membuatkan aku sarapan pagi|Bantu masak?|Enggak, cuma bantu ngehabisin makan|Busyettt dahh|”

“Bang, aye kok susah amat ya bersyukur|Mudah neng geulis|Gimana bang?|Neng geulis nikah aje ma aye, pasti deh neng geulis bersyukur terus|Ogah ah, tapi kok bisa bang?|Khan nama aye Mat Syukur|%&%&*()#@#$%$#$%

“Ustadz, ane dah sering bersyukur, tapi nikmat yg ane terima kok tetep-tetep aja yak?|Mon, syukur itu jangan cuma diucapkan dalam lisan, rasa syukurmu itu harus divisualkan dalam bentuk perbuatan|Contohnya ustadz?|Lu khan punya sawah, lha lu syukur billisan terus sepanjang hari ya mana bisa tu sawah panen, mon-mon?|Oh, gitu ya ustadz
--SKIP--

             Inti dari catatan ini adalah, bersyukurlah atas apapun yang telah Tuhanmu berikan, bisa menyaksikan pergantian tahun ini adalah sebuah nikmat berharga tiada bandingannya, dan jangan ulangi kesalahan sama yang telah terjadi sepanjang tahun ini –jika kalian menyadarinya sih-, perkecil angka kegagalan dengan tindakan efektif dan seefisien menurut ukuran kalian di tahun baru nanti. Jika kalian ingin memperbaiki diri, ingatlah, tak harus menunggu tanggal 1, perubahan bisa dimulai dari sekarang juga. Tuhan tak perlu menunggu tanggal 1 untuk mencabut nyawa kita, bisa saja nanti, besok, atau lusa, jadi, apapun bisa terjadi tanpa kita duga. So, perbaikilah diri kita sedini dan sesegera mungkin. Oke?.
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang saleh.” (QS. An Naml, 19)

Catatan ini hanya akan terdengar sumbang jika tak ada keteguhan hati untuk berubah! Ingat! Kemajuan adalah perubahan meski tak semua perubahan adalah kemajuan!!
Mau menyikapinya bagaimana? Bingung? Jadi TERSERAH PADAMULAH...

SALAM LITERASI|SEMANGAT KEABADIAN!

Dan tetaplah memberi peringatan karena peringatan itu bermanfaat.” (QS. Adz Dzariyat, 55).

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepadaMu.”

Karanglo, Ngrayudan, Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur
Kamis, 26 Desember 2013
Alhamdulillaahi rabbiil 'aalamiin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Ceritaku Hari Ini. Update

Ponorogo Punya Cerita (19 Desember 2014)

Cinta Dalam Diam ; Romantisme Cinta Ala Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah