Ini Ceritaku Hari Ini. Update

Bikin dewe
Sambil nunggu temen nggantiin, iseng-iseng buka g+ (google plus). Wah, lama juga yah gag nyambangi medsos yang sempat termarginalkan ini. Serasa bukan pemegang akun medsos yang baik. Dan emang benar sih...

Sudah beberapa hari ini, akun fbku aku nonaktifkan, kebiasaan lama, jika komitmen pengen menghindari terlalu lama mantengi dunia medsos. Dan hari ini, 25 April 2015, tepat hari Senin, awal pekan di akhir bulan April, bulan penuh kisah tak tertulis.
Insya Allah pagi ini... eh kalau tak siang nanti ke kampus. Liat jadwal kepastian kapan aku sempro, akhirnya. Setelah proses sebulan akhirnya, insya Allaah akan segera sempro. Deg degan? Gag juga sih, insya Allah sudah dipersiapkan lebih baik dari sebelumnya.
Hari ini aku ingin menulis apa yah.
Eeeeemmm...
Mungkin, mungkin sih... belum pasti juga. Lebaran tahun ini menjadi yang tersibuk bagiku... Bagaimana tidak... ehh. ehh.. lebaran atau puasanya yah... Mungkin dua-duanya yah... Bulan depan, Mei nih, ada persiapan reuni akbar di sekolah MA ku dulu. Wah sebagai tim formatur panitia, seharusnya aku ikut tanggung jawab.
Seperti reuni tahun lalu, 2012. Karena domisiliku di Surabaya, aku hanya kebagian menjadi wakil ketua panitia, itu hasil kompromi yang paling bagus. Mengingat kondisiku yang tak memungkinkan jika aku harus PP Surabaya - Ngawi dalam satu hari, kuliah dan kerja tak mungkin membuatku bertahan lama di Ngawi....
karena teman udah datang,... dilanjut nanti malam,
insya Allaah....

Okeh. Malam ini pun tiba. Saatnya lanjut Ceritaku Hari Ini...
Pagi, sekira pukul 6 aku pergi ke pasar, mencari bubur yang biasa jadi langganan (langganan? Belinya sih, 2-3 bulan sekali, bahkan lebih... Hhihihi) Penjaja bubur selalu ditempat yang sama, tak pernah berpindah sejak aku beli pertama kali setahun yang lalu mungkin. Di pinggir jalan, motoran. Bubur yang diletakkan di dalam gelas pet plastik
dari google
 Seperti gambar diatas, persis, meski gag seratus persen. Harganya cukup mahal bagi kantong mahasiswa sepertiku 4k. Biasanya kalo gag ada duit, emang bubur menjadi alternatif sarapan, dengan syarat jika emang lagi emang pengen bubur dan laper.
Setelah mbantu mbak ngambil telur dua krat. Berapa belas kilo yah. Matahari saat itu bersinar cerah sekali, untunglah aku sudah item, jadi gag perlu item lagi, pikirku, eh, sekalian nyari vitamin D, hihihihi... keringat bercucuran pagi itu...
Fyuhhh... Pagi-pagi sudah diajak angkat-angkat, tapi tak sia-sia juga rasanya, seketika dibayar tunai dengan sebungkus nasi daging (sebenere gag doyan juga, mengingat misi ke pasar nyari makan akhire malah dapat makanan plus). Alhamdulillaaah...
Sarapan berlangsung dengan khidmat dan nikmatnya. Nasi daging diakhiri dengan bubur. mantap!
Jam tujuh lebih, mungkin jam setengah delapan. Aku sudah mempersiapkan diri untuk tidur, aku harus tidur! Makruhnya tidur seusai shalat Shubuh membuatku menahan tidurku hingga pagi.
Seusai Dzuhur, aku berangkat ke kampus.
Dua misi ke kampus harus aku selesaikan. Ke lantai III perpus dan ke Akademik, memastikan jadwal semproku bukan besok (Selasa, 26 April).
pas di perpus, aku langsung searching skripsi-skripsi alumni, mencari kesamaan dengan materi skripsiku. Akhirnya tak banyak kudapatkan. Hanya melihat struktur dan apa yang harus aku cantumkan nanti dalam skripsiku, dan yang paling menyita perhatianku di perpus tadi adalah membuat transliterasi. Wah, jadi momok nih. Padahal, seingatku, dulu pernah membimbing skripsi... Ehh... membimbing? Sepertinya terlalu hiperbolik yah... mengamati, yah... itu mungkin lebih tepat. Mengamati skripsi adik kelas (dianya malah lulus duluan tahun 2015 kemarin (-_-)'
Saat itu dia lagi diberi tugas sama kepala jurusan untuk nyari jawaban apa yang dia belum pahami tentang transliterasi, iseng, dia nanya ke aku suatu sore di kampus, tepatnya belakang kampus, sok mikir dan sok tahu, aku jawab ngasal... Eh, besoknya dia ngasih tahu kalo jawaban ngasalku bener... Wuaaahhh... Ngasal tapi ngilmiah juga... Hehehee...
Dan sekarang,,, Ahhh... sudahlah...
Okeh, lanjut, setelah misi di lantai III selesai, karena udah nunjukin setengah tiga sore, aku bergegas ke lantai II tempat sumber buku tertata rapi, yang emang dipersiapkan bagi mahasiswa UIN Sunan Ampel untuk dibaca dan dipinjam. Aku langsung menuju rak yang udah kutarget bulan lalu. Tempat bertenggernya buku-buku yang menunjang banget bagi skripsiku (insya Allaaah). Tanpa bergeser semete pun, aku betah mencari judul-judul yang hampir semua menggunakan kata yang sama, Politik Islam, Negara, Siyasah.
Keluar dari perpus, aku berhasil memboyong 2 buku tebal dan 1 buku tipis, dengan harapan akan aku baca lebih dalam lagi di tempat kerja atau pas lagi ada mood mbaca di rumah (tapi lebih sering gag sih).
Saat aku melangkah keluar perpus, "misi selanjutnya harus selesai sebelum adzan berkumandang".
aku tak bisa santai, suara qira'ah dari masjid menjadi pemacu aku tak boleh bersantai dalam misi kedua. Saat melewati Cafe kampus, ada bazaar buku dari Kompas. Sempat perang batin apakah aku harus mampir bentar aja atau aku harus lempeng aja dan segera ke akademik, memastikan jadwal semproku.
Sampai di akademik, bak security ngamati pencuri yang sedang beraksi, aku teliti satu persatu pengumuman yang nempel di mading akademik.
Nihil.
Aku langsung masuk ke akademik, setelah mengucapkan salam. Disambut bu kepala jurusan. Beliau bahagia melihatku masih semangat, ada rasa bahagia menjadi mahasiswa saat nama kita diingat oleh dosen-dosen. Bu kajur tak sendiri, dosen lulusan Al Azhar Mesir itu selalu tersenyum melihatku, bahagia, mahasiswa abadi sepertiku yang masih bertahan diantara mahasiswa abadi lainnya.
bu Kajur yang mengampu mata kuliah hadist hukum pidana I dan II itu secara absolut telah menjadi dosen favoritku sejak semester awal, 2010 silam (wah, lama banget yah...)
Setelah berbincang sejenak, menanyakan apa saja yang harus dipersiapkan di sempro nanti. Dan tentang keinginanku melanjutkan S2, yah... Pascasarjana...
Hanya 10 menit aku di kantor, akhirnya aku langsung bergegas ke masjid, saat melewati bazaar buku yang berada di emperan cafe, jarak kami begitu dekat, cuma 3 meter saja, sementara adzan belum berkumandang. Perang batin bergejolak kembali.
Mampir ah, biar pas shalat nanti gag kebayang buku apa yang dijual disitu. Cuma bentar, gag ada 1 menit aku berdiri di puluhan bahkan ratusan buku baru tersebut. Cuma baca judul dan ooow... Udah, langsung gegas ke masjid, adzan telah berkumandang, aku melangkah agak cepat dari misiku sebelumnya.
Yaapp. Misi kedua udah beres, ternyata muncul misi ketiga, misi dadakan, misi yang muncul tiba-tiba saat menuju masjid. Membaca judul buku baru lebih banyak seusai Ashar nanti, mungkin aja ada buku bagus yang nyantol di kantongku nanti... Insya Alllaah. Hehehe...
ba'da Ashar, aku sudah berbaur dengan pengamat buku baru lainnya. Lebih banyak judul buku baru yang aku baca sore itu, harga 20k, tebal, dan kok berat banget yakkk... Materinya berat, gag nyantol dengan gaya mbacaku yang lebih sering redup, tak bercahaya, sebab lebih sering buat tutup muka saat mau bobok...Hihihi...
Eh, udah yah... temen udah dateng...
Besok dilanjut lagi... Judul baru insya Allaaah....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ponorogo Punya Cerita (19 Desember 2014)

Cinta Dalam Diam ; Romantisme Cinta Ala Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah