Dalam Sebuah Catatan - Ketika Cinta Harus Segera Diakhiri
Bismillaahirrahmaanirrahiiim...
Cinta itu bukan terletak pada sebuah kesetiaan
Cinta itu bukan terucap pada manisnya bibir yang merdu didengar
Cinta itu bukan kefasihan dalam melisankan kalimat cinta…
Cinta itu bukan terletak pada isyarat kedua mata yang memandang penuh kasih sayang…
Cinta itu bukan sebuah keharusan, “kugenggam tanganmu” atau “kuiringi langkamu”…
Dan cinta itu juga bukanlah sebuah simbol atas samanya perasaan cinta…
Lalu, cinta itu apa?
Cinta itu adalah…
IJAB QABUL…
Ya menikah! Abadikan apa yang kamu katakan dengan cinta itu dengan sebuah pernikahan. Bingkai cinta halalmu sebuah mahligai rumah tangga yang penuh dengan barokah!
Bagaimanakah caranya?
Cukup mudah, pantaskan dirimu untuk menyambut bidadari dunia dan surga,
Ingat!!
Semua manusia, mempunyai jatah cinta/kuota cinta! Jadi jangan gunakan cintamu sebelum menikah… Agar lebih panjang durasinya ketika sudah menikah nanti…
(Hahahaha… apalagi itu)(next time)(aku akan menjelaskannya lain waktu) (in sya Allaah)
“Perempuan yang jahat untuk lelaki yang jahat dan lelaki yang jahat untuk perempuan yang jahat, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik.” (An-Nur', 26)
Lalu ukuran baik dan jahat itu dimata kita atau di hadapan Allah?
Sudah baikkah kita? Dan sejahat apakah kita?
Tentu hakikat jawaban masih disimpan dengan baik dan rapi oleh Allaah. Tolak ukur baik dan jahat menurut kita hampir serupa… Sholeh, sholehah, kaya, materi berlimpah, tampan, cantik, dst, oh ya, tentunya yang kita cintai…
Tak usah bingung ukuran baik dan buruk itu seperti apa. Al Qur’an sudah jelas sekali menjelaskannya yang paling utama, fokus pada pribadi kita masing-masing, persibukkan diri kita dengan apa yang telah dijelaskan Allaah dan RasulNya itu adalah baik…
Meskipun belum berhasil, jangan tampang mundur, Allaah tetap menilai hasil kita kok, ingat!!
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (QS. Al Zalzalah,7-8)
Dzarrah itu apa sih?
Ada ahli tafsir yang mengatakan dzarrah itu serupa dengan kapas, ringan bangett.
Jadi berhati-hatilah kalian dalam bertindak, dan ingat... Sekecil apapun itu, Allaah tak menutup mata kok, catatan amal, jalan terusss. Terutama para remaja dan orang dewasa yang rawan sekali dengan gejolak aroma pinkyissme!
Apa itu pinkyissme?
Hahaha…
Tentu kalian telah memahaminya dengan baik. Dan aku tak akan menjelaskannya dalam sesi kali ini… Hehehehe
Okey, lanjut….
Jadi, pilihlah, MASUK NERAKA DEMI CINTA atau MASUK SURGA KARENA CINTA?
"Maka barangsiapa yang durhaka dan mengutamakan kehidupan dunia, sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Adapun orang yang takut akan kebesaran Allaah dan menahan dirinya dari gejolak nafsunya, sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya". (QS. An Naazi'at, 37-41)
Tuh, khan…
Yakin deh, Allaah tidak akan mengingkari telah Dia janjikan kepada kita!
Surga balasannya!
Surga itu apa sih? Kok fatamorganis banget dehh…
Surga itu ketika kamu mimpi indah tapi ketika bangun kamu kecewa karena terasa cepat sekali menikmatinya… Benar tidak ya?
Jadi cukup jelas bukan?
Oh ya, kenapa pacaran itu tidak terdapat dalam kamus Islam?
Lha, karena emang pacaran itu bukan budaya Islam dan sungguh tidak islami banget… Benar tidak? Ingat tidak dengan kalimat, “laa taqrubuzzinaaa”? Atau artinya, jangan mendekati zina. Sangat populer khan kalimat sederhana itu? Itu penggalan ayat Al Qur’an lho. Jadi aku tidak mengasal…
Ahh, aku tidak sampai begitu kok, kami pacarannya wajar-wajar saja…
Kami mampu menjaga sikap kami, berdua…
Whaaattt!!!
Pacaran itu sebuah kewajaran!!!!
Please deh!!
Begini ya saudara-saudari, apakah dinilai sebuah kewajaran jika kita memilih jalan yang buruk? Pasti kalian akan berteriak “malinggg maling” jika ada orang yang berusaha melarikan sesuatu yang bukan hak miliknya. Atau paling tidak kalian akan geram didalam hati kalian. Karena itu jelas-jelas perbuatan yang menyimpang dariNya. Sesuatu yang lumrah terjadi bukan. Oke itu wajar…
Lalu bagaimanakah pandangan kalian terhadap orang yang memadu kasih berdua? Sementara kelegalan belum dipegang? Wajar?
Ahh, tentu tidak…
Kalau hukum pencurian itu mungkin potong tangan…
Tapi kalau berpacaran dan tentu hal lumrah yang terjadi adalah bersentuhan…
Maka balasannya adalah, lebih baik kepala ditusuk jarum dari belakang daripada bersentuhan dengan yang bukan mahramnya…
Oke, pahami hadist tersebut dan bayangkan apa yang terjadi…
Masihkah dibilang sebuah kewajaran? Pilih mana dipotong tangan atau kepala ditusuk jarum dari belakang? Ngeriiiii.....
Ahh, penulisnya munafik! Bisanya teori doankk! Mentang-mentang tidak pacaran, bisanya menyerang mereka yang pacaran. Memangnya dulu bisa seperti itu!!!
Hahahaa…
Emangg, bener itu…
Aku dulu berpacaran - malu juga sih, sebagai mahasiswa Syariah (-.-‘) – Memang dulu aku pernah menjadi bagian dari kalian, berpacaran kurang lebih 2 tahun lamanya. Awal tahun 2013 sudah terjadi bentrokan antara status yang kusandang dengan hubungan aku dan dia yang masih berjalan.
Aku jelaskan baik-baik mengenai itu kepadanya, dengan lembut sekali, dan penuh kehati-hatian meski cuma terwujud dalam teks-teks SMS hape.
So?
Akhirnya aku bisa membuktikan dan mungkin menjadi suatu hal yang lumrah terjadi, ternyata teori itu tak berbanding lurus dengan praktek di lapangan… Hahahaa… Dasar gilaaa!!!
Tapi aku bersyukur sudah pernah menjalin hubungan dengannya. Tapi disisi lain aku telah menempuh jalan yang salah! PACARAN!!! Banyak-banyak Istighfar dan mohon ampun deeehhh!!
Ajaran agama hanya terbatas pada tekstual, narasi yang kosong ketika kita sudah dihadapkan gerak kehidupan yang menuntut kita dengan pilihan baik dan buruk, atau salah dan benar…
Seperti itulah…
Ahh, aku masih belum siap…
Kok tahu belum siap malah pacaran? Dalam agama khan jelas dilarang tho? Ada jalan yang lebih terpuji daripada itu kok malah pilih pacaran…
Ya buat penambah semangatku aja… Kalau ada pacar khan enak, ada yang nanyain kita, ngasih kita semangat saat kita down… tempat buat curhat…
Orang tua kalian dimana?? Emang orang tua kalian sudah tidak perhatian ya? Berarti kalau begitu kalian anak terlantar donk...
Yaa enggaklahh... Bedalah pacar dengan orang tua.. Kalau orang tua khan gag sebebas seperti pacar...
Ckckckckc...
Kalau punya pacar khan enak...
Wahh, waahh, kasihan ya pacarmu, kok maunya dijadikan seperti itu?
Khan simbiosis mutualisme… Jadi tidak ada yang dirugikan dan diuntungkan secara sepihak
Lalu bagaimana dengan dosa pacaran kalian? Agama khan dah jelas melarangnya? Zina tho namanya!
Zina itu hubungan s**s suami istri. Dan kami tidak pernah berzina… Hubungan kami wajar-wajar aja kok…
Ooo… Jadi begitu ya, anak muda… hebaat ya kalian, kalian lebih hebat daripada nabi…
Maksudnya?
Nabi kalian aja takut berbuat dosa, setiap malam aja selalu memohon ampun, dan dijauhkan dari panasnya api neraka, sedangkan kalian? Kalian malah sibuk dengan urusan hati kalian… Empat jempol dehhh…
?????
Ya muqolliball kulub tsabbit qalbi ‘aalaa diinik…
Jangan bersedih, dan jangan merasa kesepian, karena sesungguhnya Allaah senantiasa bersama kita. laa tahzan innallaaaha ma’anaa… Jangan pandang dunia ini dengan kaca mata yang sempit… Mungkin dialog diatas itu sering berbunyi dan menyebar luas, dan wajar terjadi. Ahhh… Anak muda, labil sekali mereka.
Kita seharusnya mengucapkan terima kasih kepada ustadz felix Siauw, karena dakwahnya kerren, segmennya anak muda, dan mengajak mereka untuk memutuskan pacarnya… Kalimat-kalimatnya super, sederhana, sungguh enak dibaca, dan sangat memotivasi.
Tapi, sehebat-hebat motivasi adalah diri kita sendiri, benar tidak? Ngangguk donk kalau benar…
Kenapa hebat? Karena perjuangan mensuggesti diri bukanlah pekerjaan yang ringan… Benar tidak? Kalau iya, ngangguk donk… ^_^
Itu kata orang-orang yang merasakan motivator hebat, ataupun orator ulung, dan da’I yang berdakwah meledak-ledak hanya akan menjadi nyanyian sumbang jika kita tak punya sugesti diri untuk berani! Berani BERKATA tidak terhadap keburukan, BERANI membuat perubahan besar pada hidup kita dan, BERANI membuat langkah yang BERANI!
Sekedar catatan sederhana, meski aku bisa menuliskan dengan panjang lebar tapi ingatlah, manusia itu tak selamanya berjalan lurus. Godaan-godaan pasti akan senantiasa muncul. Tapi paling tidak, teguhkan keyakinan kalian. Hidup itu hanya sementara, istiqamahlah dalam berbuat kebaikan. Kebaikan bagi diri orang tua kita, diri kita, saudara, orang lain dan orang disekitar kita.
Jangan bangga punya pasangan yang tidak halal, Allaah sungguh tak akan mengapresiasinya. Cintailah Allaah, dan kalian tak akan pernah merugi sedikitpun… Yakinlah.
Jangan khawatir masalah jodoh, jika waktunya telah tepat, Allaah akan menghadirkannya, tapi janganlah diterjemahkan dalam sebuah hubungan yang tidak halal… Oke…
Dia yang akan memintamu secara baik-baik kepada orang tuamu… Dia yang akan menawarkanmu kepada kehidupan yang lebih baik bukan sekedar janji…
Karena, meminangmu adalah sebuah pilihan dan mencintaimu setelah menikah adalah sebuah kewajiban…
Dan jangan khawatir lagi, jika hingga akhir hayatmu, Allaah masih belum mempertemukan jodohmu, padahal tahajjud tak pernah absen, dzikir diperpanjang, ingatlahh… Allaah akan memberikan sebaik-baik hadiah untuk kalian yang berhasil menahan nafsunya di dunia dengan jodoh pangeran/bidadari surga yang begitu tampan dan cantik… Jadi, be posithif thinking baelah…
Wahai pria yang teguh menyimpan keimanan dihatinya, janganlah kalian mendatangi perempuan dan mengatakan cintamu kepadanya lalu mengajaknya pada sebuah hubungan yang tidak wajar, tetapi datangilah orang tuanya, bicaralah dengan sebaik-baik pembicaraan. Jika kalian mendapatkan penolakan, ingatlah, Tuhanmu telah mempersiapkan jodoh yang lebih baik darinya. Atau jika kamu belum siap, berpuasalah… Puasakan hatimu, dengan segenap puasa. Tentu Allaah akan melihatmu dengan penuh kasih sayang.
Wahai perempuan, janganlah kalian berbangga dengan pasangan kalian (yang tidak halal), kalian sungguh anggun jika kalian teguh dengan keimanan yang kalian pegang. Jangan terjebak dalam hubungan yang tidak halal, atau perasaan yang tidak terlegalkan… Setan A’war sekarang berkeliaran dimana-mana dengan keindahan semunya. Berhati-hatilah. Hanya keimanan, cinta dan takut kepada Allaahlah yang akan menyelamatkan kalian…
Ohya…
Dan, jangan biarkan Malaikat Raqib menjadi pengangguran…
Perbanyak terus beribadah, jauhi larangannya… Aaamiiin… In sya Allaaah
Ma'af jika ada yang tersungging dengan catatanku, semoga yang tersungging segera tidak tersungging lagi... ^_^
Dan tetaplah memberi peringatan karena peringatan itu bermanfaat.” (QS. Adz Dzariyat, 55).
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Karanglo, Ngrayudan, Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur
Kamis, 05 Desember 2013
Cinta itu bukan terletak pada sebuah kesetiaan
Cinta itu bukan terucap pada manisnya bibir yang merdu didengar
Cinta itu bukan kefasihan dalam melisankan kalimat cinta…
Cinta itu bukan terletak pada isyarat kedua mata yang memandang penuh kasih sayang…
Cinta itu bukan sebuah keharusan, “kugenggam tanganmu” atau “kuiringi langkamu”…
Dan cinta itu juga bukanlah sebuah simbol atas samanya perasaan cinta…
Lalu, cinta itu apa?
Cinta itu adalah…
IJAB QABUL…
Ya menikah! Abadikan apa yang kamu katakan dengan cinta itu dengan sebuah pernikahan. Bingkai cinta halalmu sebuah mahligai rumah tangga yang penuh dengan barokah!
Bagaimanakah caranya?
Cukup mudah, pantaskan dirimu untuk menyambut bidadari dunia dan surga,
Ingat!!
Semua manusia, mempunyai jatah cinta/kuota cinta! Jadi jangan gunakan cintamu sebelum menikah… Agar lebih panjang durasinya ketika sudah menikah nanti…
(Hahahaha… apalagi itu)(next time)(aku akan menjelaskannya lain waktu) (in sya Allaah)
“Perempuan yang jahat untuk lelaki yang jahat dan lelaki yang jahat untuk perempuan yang jahat, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan yang baik.” (An-Nur', 26)
Lalu ukuran baik dan jahat itu dimata kita atau di hadapan Allah?
Sudah baikkah kita? Dan sejahat apakah kita?
Tentu hakikat jawaban masih disimpan dengan baik dan rapi oleh Allaah. Tolak ukur baik dan jahat menurut kita hampir serupa… Sholeh, sholehah, kaya, materi berlimpah, tampan, cantik, dst, oh ya, tentunya yang kita cintai…
Tak usah bingung ukuran baik dan buruk itu seperti apa. Al Qur’an sudah jelas sekali menjelaskannya yang paling utama, fokus pada pribadi kita masing-masing, persibukkan diri kita dengan apa yang telah dijelaskan Allaah dan RasulNya itu adalah baik…
Meskipun belum berhasil, jangan tampang mundur, Allaah tetap menilai hasil kita kok, ingat!!
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (QS. Al Zalzalah,7-8)
Dzarrah itu apa sih?
Ada ahli tafsir yang mengatakan dzarrah itu serupa dengan kapas, ringan bangett.
Jadi berhati-hatilah kalian dalam bertindak, dan ingat... Sekecil apapun itu, Allaah tak menutup mata kok, catatan amal, jalan terusss. Terutama para remaja dan orang dewasa yang rawan sekali dengan gejolak aroma pinkyissme!
Apa itu pinkyissme?
Hahaha…
Tentu kalian telah memahaminya dengan baik. Dan aku tak akan menjelaskannya dalam sesi kali ini… Hehehehe
Okey, lanjut….
Jadi, pilihlah, MASUK NERAKA DEMI CINTA atau MASUK SURGA KARENA CINTA?
"Maka barangsiapa yang durhaka dan mengutamakan kehidupan dunia, sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Adapun orang yang takut akan kebesaran Allaah dan menahan dirinya dari gejolak nafsunya, sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya". (QS. An Naazi'at, 37-41)
Tuh, khan…
Yakin deh, Allaah tidak akan mengingkari telah Dia janjikan kepada kita!
Surga balasannya!
Surga itu apa sih? Kok fatamorganis banget dehh…
Surga itu ketika kamu mimpi indah tapi ketika bangun kamu kecewa karena terasa cepat sekali menikmatinya… Benar tidak ya?
Jadi cukup jelas bukan?
Oh ya, kenapa pacaran itu tidak terdapat dalam kamus Islam?
Lha, karena emang pacaran itu bukan budaya Islam dan sungguh tidak islami banget… Benar tidak? Ingat tidak dengan kalimat, “laa taqrubuzzinaaa”? Atau artinya, jangan mendekati zina. Sangat populer khan kalimat sederhana itu? Itu penggalan ayat Al Qur’an lho. Jadi aku tidak mengasal…
Ahh, aku tidak sampai begitu kok, kami pacarannya wajar-wajar saja…
Kami mampu menjaga sikap kami, berdua…
Whaaattt!!!
Pacaran itu sebuah kewajaran!!!!
Please deh!!
Begini ya saudara-saudari, apakah dinilai sebuah kewajaran jika kita memilih jalan yang buruk? Pasti kalian akan berteriak “malinggg maling” jika ada orang yang berusaha melarikan sesuatu yang bukan hak miliknya. Atau paling tidak kalian akan geram didalam hati kalian. Karena itu jelas-jelas perbuatan yang menyimpang dariNya. Sesuatu yang lumrah terjadi bukan. Oke itu wajar…
Lalu bagaimanakah pandangan kalian terhadap orang yang memadu kasih berdua? Sementara kelegalan belum dipegang? Wajar?
Ahh, tentu tidak…
Kalau hukum pencurian itu mungkin potong tangan…
Tapi kalau berpacaran dan tentu hal lumrah yang terjadi adalah bersentuhan…
Maka balasannya adalah, lebih baik kepala ditusuk jarum dari belakang daripada bersentuhan dengan yang bukan mahramnya…
Oke, pahami hadist tersebut dan bayangkan apa yang terjadi…
Masihkah dibilang sebuah kewajaran? Pilih mana dipotong tangan atau kepala ditusuk jarum dari belakang? Ngeriiiii.....
Ahh, penulisnya munafik! Bisanya teori doankk! Mentang-mentang tidak pacaran, bisanya menyerang mereka yang pacaran. Memangnya dulu bisa seperti itu!!!
Hahahaa…
Emangg, bener itu…
Aku dulu berpacaran - malu juga sih, sebagai mahasiswa Syariah (-.-‘) – Memang dulu aku pernah menjadi bagian dari kalian, berpacaran kurang lebih 2 tahun lamanya. Awal tahun 2013 sudah terjadi bentrokan antara status yang kusandang dengan hubungan aku dan dia yang masih berjalan.
Aku jelaskan baik-baik mengenai itu kepadanya, dengan lembut sekali, dan penuh kehati-hatian meski cuma terwujud dalam teks-teks SMS hape.
So?
Akhirnya aku bisa membuktikan dan mungkin menjadi suatu hal yang lumrah terjadi, ternyata teori itu tak berbanding lurus dengan praktek di lapangan… Hahahaa… Dasar gilaaa!!!
Tapi aku bersyukur sudah pernah menjalin hubungan dengannya. Tapi disisi lain aku telah menempuh jalan yang salah! PACARAN!!! Banyak-banyak Istighfar dan mohon ampun deeehhh!!
Ajaran agama hanya terbatas pada tekstual, narasi yang kosong ketika kita sudah dihadapkan gerak kehidupan yang menuntut kita dengan pilihan baik dan buruk, atau salah dan benar…
Seperti itulah…
Ahh, aku masih belum siap…
Kok tahu belum siap malah pacaran? Dalam agama khan jelas dilarang tho? Ada jalan yang lebih terpuji daripada itu kok malah pilih pacaran…
Ya buat penambah semangatku aja… Kalau ada pacar khan enak, ada yang nanyain kita, ngasih kita semangat saat kita down… tempat buat curhat…
Orang tua kalian dimana?? Emang orang tua kalian sudah tidak perhatian ya? Berarti kalau begitu kalian anak terlantar donk...
Yaa enggaklahh... Bedalah pacar dengan orang tua.. Kalau orang tua khan gag sebebas seperti pacar...
Ckckckckc...
Kalau punya pacar khan enak...
Wahh, waahh, kasihan ya pacarmu, kok maunya dijadikan seperti itu?
Khan simbiosis mutualisme… Jadi tidak ada yang dirugikan dan diuntungkan secara sepihak
Lalu bagaimana dengan dosa pacaran kalian? Agama khan dah jelas melarangnya? Zina tho namanya!
Zina itu hubungan s**s suami istri. Dan kami tidak pernah berzina… Hubungan kami wajar-wajar aja kok…
Ooo… Jadi begitu ya, anak muda… hebaat ya kalian, kalian lebih hebat daripada nabi…
Maksudnya?
Nabi kalian aja takut berbuat dosa, setiap malam aja selalu memohon ampun, dan dijauhkan dari panasnya api neraka, sedangkan kalian? Kalian malah sibuk dengan urusan hati kalian… Empat jempol dehhh…
?????
Ya muqolliball kulub tsabbit qalbi ‘aalaa diinik…
Jangan bersedih, dan jangan merasa kesepian, karena sesungguhnya Allaah senantiasa bersama kita. laa tahzan innallaaaha ma’anaa… Jangan pandang dunia ini dengan kaca mata yang sempit… Mungkin dialog diatas itu sering berbunyi dan menyebar luas, dan wajar terjadi. Ahhh… Anak muda, labil sekali mereka.
Kita seharusnya mengucapkan terima kasih kepada ustadz felix Siauw, karena dakwahnya kerren, segmennya anak muda, dan mengajak mereka untuk memutuskan pacarnya… Kalimat-kalimatnya super, sederhana, sungguh enak dibaca, dan sangat memotivasi.
Tapi, sehebat-hebat motivasi adalah diri kita sendiri, benar tidak? Ngangguk donk kalau benar…
Kenapa hebat? Karena perjuangan mensuggesti diri bukanlah pekerjaan yang ringan… Benar tidak? Kalau iya, ngangguk donk… ^_^
Itu kata orang-orang yang merasakan motivator hebat, ataupun orator ulung, dan da’I yang berdakwah meledak-ledak hanya akan menjadi nyanyian sumbang jika kita tak punya sugesti diri untuk berani! Berani BERKATA tidak terhadap keburukan, BERANI membuat perubahan besar pada hidup kita dan, BERANI membuat langkah yang BERANI!
Sekedar catatan sederhana, meski aku bisa menuliskan dengan panjang lebar tapi ingatlah, manusia itu tak selamanya berjalan lurus. Godaan-godaan pasti akan senantiasa muncul. Tapi paling tidak, teguhkan keyakinan kalian. Hidup itu hanya sementara, istiqamahlah dalam berbuat kebaikan. Kebaikan bagi diri orang tua kita, diri kita, saudara, orang lain dan orang disekitar kita.
Jangan bangga punya pasangan yang tidak halal, Allaah sungguh tak akan mengapresiasinya. Cintailah Allaah, dan kalian tak akan pernah merugi sedikitpun… Yakinlah.
Jangan khawatir masalah jodoh, jika waktunya telah tepat, Allaah akan menghadirkannya, tapi janganlah diterjemahkan dalam sebuah hubungan yang tidak halal… Oke…
Dia yang akan memintamu secara baik-baik kepada orang tuamu… Dia yang akan menawarkanmu kepada kehidupan yang lebih baik bukan sekedar janji…
Karena, meminangmu adalah sebuah pilihan dan mencintaimu setelah menikah adalah sebuah kewajiban…
Dan jangan khawatir lagi, jika hingga akhir hayatmu, Allaah masih belum mempertemukan jodohmu, padahal tahajjud tak pernah absen, dzikir diperpanjang, ingatlahh… Allaah akan memberikan sebaik-baik hadiah untuk kalian yang berhasil menahan nafsunya di dunia dengan jodoh pangeran/bidadari surga yang begitu tampan dan cantik… Jadi, be posithif thinking baelah…
Wahai pria yang teguh menyimpan keimanan dihatinya, janganlah kalian mendatangi perempuan dan mengatakan cintamu kepadanya lalu mengajaknya pada sebuah hubungan yang tidak wajar, tetapi datangilah orang tuanya, bicaralah dengan sebaik-baik pembicaraan. Jika kalian mendapatkan penolakan, ingatlah, Tuhanmu telah mempersiapkan jodoh yang lebih baik darinya. Atau jika kamu belum siap, berpuasalah… Puasakan hatimu, dengan segenap puasa. Tentu Allaah akan melihatmu dengan penuh kasih sayang.
Wahai perempuan, janganlah kalian berbangga dengan pasangan kalian (yang tidak halal), kalian sungguh anggun jika kalian teguh dengan keimanan yang kalian pegang. Jangan terjebak dalam hubungan yang tidak halal, atau perasaan yang tidak terlegalkan… Setan A’war sekarang berkeliaran dimana-mana dengan keindahan semunya. Berhati-hatilah. Hanya keimanan, cinta dan takut kepada Allaahlah yang akan menyelamatkan kalian…
Ohya…
Dan, jangan biarkan Malaikat Raqib menjadi pengangguran…
Perbanyak terus beribadah, jauhi larangannya… Aaamiiin… In sya Allaaah
Ma'af jika ada yang tersungging dengan catatanku, semoga yang tersungging segera tidak tersungging lagi... ^_^
Dan tetaplah memberi peringatan karena peringatan itu bermanfaat.” (QS. Adz Dzariyat, 55).
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Karanglo, Ngrayudan, Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur
Kamis, 05 Desember 2013
Komentar
Posting Komentar