Forsmawi UIN Sunan Ampel dan Sebungkus Nasi



Ivan menyerahkan sebungkus nasi ke petugas kebersihan
  

FORSMAWI UIN SUNAN AMPEL CHARITY ON FRIDAY

Keutamaan hari Jum’at tak bisa diragukan lagi, sebab hari Jum’at merupakan hari rayanya umat Islam, dan dianjurkan bagi kita mengisinya dengan ibadah kepada Allah dan berbuat kebaikan kepada sesama.
“sebaik-baik hari di mana matahari terbit muncul, ialah hari Jum’at. Sebab pada hari itulah nabi Adam diciptakan, dan pada hari itu pula dinaikkan ke Surga, serta meninggalkannya” (Hr. Muslim)
Ada pula hadist yang berbunyi demikian,
Hari terbaik saat matahari terbit adalah hari Jumat. Di hari ini, Adam diciptakan; di hari ini pula, kiamat terjadi; di hari Jumat terdapat satu waktu, apabila ada seorang hamba yang shalat, memohon kepada Allah di waktu itu, maka Allah akan memberikan pintanya.” (HR. Abu Daud Ath-Thayalisi; statusnya hasan lighairihi)
Ada sebuah kaidah umum terkait tingkatan keutamaan amal, bahwa amal yang dikerjakan di waktu mulia, memiliki nilai keutamaan yang lebih besar, dibandingkan amal yang dikerjakan di waktu kurang mulia.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya shadaqah pada hari Jum’at itu memiliki kelebihan dari hari-hari lainnya. Shadaqah pada hari itu dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti shadaqah pada bulan Ramadhan jika dibandingkan dengan seluruh bulan lainnya.”
Atas keutamaan hari Jum’at tersebut, banyak kaum muslim yang berlomba meningkatkan ibadahnya di hari Jum’at, terhitung sejak malam Jum’at contohnya kita sudah dianjurkan membaca surat Al Kahfi, di sebagian masyarakat ada pula yang mengadakan kegiatan Yasinan, Marhabanan, dsb, intinya ikut bergembira merayakan hari raya umat Islam setiap minggunya.
Tak heran banyak ragam kegiatan amal entah itu dilakukan secara pribadi maupun kelompok. Salah satunya adalah kegiatan amal yang dilakukan oleh seorang kakek berusia 95 tahun di Semarang. Bersama onthelnya, setiap Jum’at kakek tersebut berkeliling membagikan ratusan nasi bungkus kepada orang yang ditemuinya, entah itu tukang becak, penjual Koran, petugas kebersihan, dan bermacam orang dan profesi yang kakek temui di jalanan.
mbah Asrori (92) asal Semarang
Oleh karena keutamaan hari Jum’at dan terinspirasi oleh kisah kakek dan sedekah nasi bungkusnya tiap Jum’at. Anggota Forsmawi UIN Sunan Ampel menggagas program yang bernama Jum’at Barokah yang dilaksanakan khusus pada hari Jum’at, dengan agenda membagikan nasi bungkus yang diperoleh dari swadaya anggota maupun masyarakat yang mempercayakan kepada Forsmawi UIN Sunan Ampel yang sebelumnya program diperkenalkan melalui brosur yang disebarkan.
Jum’at, 11 Maret 2016 adalah launching pertama program ini, dengan fokus pembagian kepada tukang becak, petugas kebersihan, dan pemulung yang berada di sekitar kampus UIN Sunan Ampel. Total ada 33 bungkus nasi yang dibagikan.
Kenapa harus tukang becak?
“adalah sebuah profesi termarginalkan di antara kehidupan ibukota provinsi ini, mereka makan dari apa yang peroleh hari itu. Jika tak satu pun penumpang didapat, seharian pula mereka tak bisa makan” ujar Muklasin Pj Forsmawi kampus UIN Sunan Ampel
“apalagi sekarang marak aplikasi ojek berbayar, tukang becak semakin sulit mendapat penumpang” tambah Ivan, anggota Forsmawi UIN Sunan Ampel mahasiswa Ekonomi Syariah semester V ini.
Dengan persiapan kurang lebih 3 hari dan proses penyebaran brosur yang hanya dua hari sebelum hari H, akhirnya program Jum’at Barokah berjalan dengan lancar. Program ini diharapkan tidak hanya berhenti di Jum’at ini saja. Tetapi tiap Jum’at selanjutnya, asal selama kerjasama anggota Forsmawi UIN masih terjalin kuat serta rejeki yang cukup. Dan kepercayaan masyarakat Surabaya terhadap program Forsmawi ini masih ada, kegiatan ini diharapkan menjadi trend di kalangan mahasiswa dimana pun yang memiliki kepedulian terhadap kaum terpinggirkan, bahwa ada kalanya mahasiswa harus ambil bagian dalam kegiatan seperti ini.
Kedepannya, program seperti ini tidak hanya terbatas di UIN Sunan Ampel saja, tetapi menyebar hingga kampus-kampus lain. Forsmawi sudah selayaknya tidak hanya ‘menang kandang’ tetapi lebih dari itu. Ada bagian lain yang harus menjadi perhatian kita. Seperti apa kata bang Taufiq “saatnya Forsmawi naik kelas”

Tulisan ini juga dimuat di :
http://forsmawi.org/id/2016/03/forsmawi-uin-sunan-ampel-charity-on-friday/



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Ceritaku Hari Ini. Update

Ponorogo Punya Cerita (19 Desember 2014)

Cinta Dalam Diam ; Romantisme Cinta Ala Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah