Setidaknya, Jangan Berlawanan dengan Mereka

Aku bukan aktivis HTI atau sejenisnya dengan visi mewujudkan sesuatu yang berkaitan dengan khilafah yang kini ramai diperbincangkan. Awalku mengenal HTI memang agak aneh, sih. Dengan konsistensi terhadap penegakan khilafah di muka bumi, tidak hanya di Indonesia. Sejauh kumengenalnya tidak ada masalah. Tidak ada yang perlu ditakutkan dengan gerakan mereka. Aku melihatnya biasa-biasa saja. Cuma lebih aneh lagi jika ada yang membenci HTI.

Kenapa harus takut dengan khilafah?
Apa bakal hak ibadah kita dikebiri?
Non muslim dipasung bahkan ditindas?
Saya kadang ingin tahu, apa alasan mereka yang menolak dengan 'jahat' eksistensi HTI di Indonesia.
Sebegitu mengerikankah HTI itu? Sehingga seorang perempuan takut untuk keluar malam atau ibu-ibu yang tidak berani mengantar anaknya ke sekolah karena ada HTI?
Tentu tidak, kan?
Toh, HTI tidak 'bergerak' dengan senjata di tangan. Atau dengan potret anarkis maupun radikal lainnya. Mereka hanya menyampaikan visi mereka, khilafah. Melalui buletin yang mereka edarkan tiap Jum'at di masjid-masjid menunjukkan mereka ingin mempengaruhi pembacanya dengan tulisan. Bukan jual beli senjata atau demo anarkis memaksa pemerintah menegakkan khilafah, sampai membakar ban di depan gedung pemerintah.
Tidak kan?
-
Kadang framing pemahaman/paradigma kita dipermainkan oleh media yang membenci gerak mereka. Media akan membungkus dan menyajikannya dengan tidak berimbang, narasumber yang kontra dengan mereka (HTI) selalu dihadirkan, mencoba memengaruhi masyarakat yang awam, masih belum tahu benar subtansi dari gerakan HTI. Bahwa HTI intoleran, HTI penganut radikalisme, HTI suka dengan peperangan seperti jaman Rasulullah.
Sehingga timbul kecemasan akut bahwa HTI akan memperburuk kebhinekaan Indonesia. Akan membuat Indonesia mundur beribu abad lamanya. HTI akan membuat Indonesia seperti Suriah yang akan porak poranda dengan perang. Bahkan lebih ekstrem lagi, kita takut syariat Islam secara kaffah (menyeluruh) akan diterapkan di konstitusi kita seperti di Brunei (meski tidak secara penuh).
Bahkan, kita takut sendiri, jika syariat Islam (yang tentu menjadi dasar laku kita) akan ditegakkan oleh HTI, bahkan ketakutan itulah membuat framing buruk HTI dalam diri kita. Lalu memusuhinya, melawannya, berkomentar buruk tentangnya. Atau dengan dasar cinta tanah air atau kaum nasionalis kita menganggap HTI adalah musuh kebhinekaan. Bisa jadi.
Bahkan Phobia Islam (syariat Islam) bukan saja menjangkiti nonmuslim, bahkan kita sendiri pun tidak menginginkan syariat Islam ditegakkan. Kita takut hukum Islam ditegakkan secara menyeluruh. Qanun (konstitusi Islam) diberlakukan.
Sekali lagi, aku bukanlah aktivis HTI atau simpatisan HTI sehingga aku setuju buta dengan gerakannya, pikiran ini muncul ketika aku membaca judul di media massa tentang bahaya HTI dan sejenisnya. Radikalisme Islam yang ditunggangi HTI dan sebagainya. Sehingga kemarin, acara seminar ust. Felix di Malang dibubarkan oleh oknum. Itu yang membuatku ingin mengeluarkan uneg-uneg ini.
-
HTI adalah sesama saudara Islam kita. Mereka berusaha menegakkan khilafah yang notabene membawa pesan-pesan keislaman. Sesuatu yang berasal dari Islam tidak ada yang menakutkan bahkan tidak perlu dikhawatirkan. Mereka shalat berjama'ah bersama kita, puasa bersama kita. Cuma, ideologi kita beda. Hargai. Jangan diperangi. Biarkan. Kalau tidak setuju jangan kau lawan, bahkan dibenci.
-
Ngenes, juga sesama saudara kok saling memerangi, ya, ini yang buat perpecahan di tubuh Islam.
Kaum kapitalis yang didukung oleh pemerintah itulah yang harus diperangi. Sekulerisme juga. Jangan sesama saudara yang berusaha membawa pesan-pesan Al Qur'an diterapkan.
-
Kalau mereka bermaksiat baru kita lawan. Wong tidak melakukan maksiat bahkan sesuatu yang membahayakan bagi Indonesia kok diperangi. Mereka pun tidak mengajak ke jalan mungkar.
Khilafah mereka berbahaya?
Tidak!
Yang berbahaya adalah ketika hukum itu sendiri yang tidak ditegakkan. Keadilan dipermainkan oleh kaum kapitalis demi keuntungan materi. Itu yang harus menjadi perhatian bersama, yang saat ini menjadi perhatian utama di negeri ini. Meminta segera diselesaikan masalahnya.
_
Mari kawanku, kita bersatu. Jangan mau terkotak-kotak. Kita bawa misi keislaman yang damai tapi tegas terhadap ketidakadilan. Ketimpangan.
Islam itu simpel, kok.
Jangan mau diperumit oleh oknum.
-
Jika tak mau berada di barisan mereka. Setidaknya jangan berada di barisan yang menentang mereka.


Salam
Ahmad MQ
04 Mei 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Ceritaku Hari Ini. Update

Ponorogo Punya Cerita (19 Desember 2014)

Cinta Dalam Diam ; Romantisme Cinta Ala Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah