Rasulullah Sangat Memuliakan Hari Jumat
Hidayatullah--Karena ketidak-mengertian pada agama, para sineas di Indonesia, (maaf) sering kurang ajar dengan menjadikan hari Jumat sebagai hari menakutkan atau horor.
Hampir bisa disaksikan
di semua TV atau film-film, menjadikan hari Jumat sebagai hari
menyeramkan.
Mudah-mudahan mereka
segera memohon ampunan pada Allah, jika tidak, di hari akhir nanti,
mereka akan tercatat sebagai penyumbang keburukan. Jika sana Rasulullah
masih hidup, mungkin beliau akan marah hari Jumat dijadikan olok-olok.
Hari Jumat adalah salah
satu hari yang istimewa bagi kaum muslimin. Ia adalah hari yang mulia, dan
ummat Islam di seluruh penjuru dunia memuliakannya.
Al-Hafidz Ibnu Katsir
berkata: \"Hari ini dinamakan Jum\'at, karena artinya merupakan turunan
dari kata al-jam\'u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada
hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. Allah memerintahkan
hamba-hamba-Nya yang mukmin berkumpul untuk melaksanakan ibadah kepada-Nya.
Allah berfirman:\"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk
menunaikan shalat pada hari Jum\'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat
Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.\" (QS. 62:9)
Maksudnya, kaum Muslimin
diperintahkan pergi melaksanakan shalat Jum\'at dengan penuh ketenangan,
konsentrasi dan sepenuh hasrat, bukan berjalan dengan cepat-cepat, karena
berjalan dengan cepat untuk shalat itu dilarang.
Al-Hasan Al-Bashri
berkata: “Demi Allah, sungguh maksudnya bukanlah berjalan kaki dengan cepat,
karena hal itu jelas terlarang. Tapi yang diperintahkan adalah berjalan dengan
penuh kekhusyukan dan sepenuh hasrat dalam hati.”
Tidak ada perbedaan di
kalangan ulama bahwa hari Jum\'at adalah hari yang paling afdhal (utama) dari
hari-hari lainnya.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
berkata: “Hari Jum\'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan
hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan
bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum\'at seperti waktu mustajab
pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan.”
Rasulullah SAW bersabda,
\"Sebaik-baik hari adalah hari Jum\'at, pada hari itu Nabi Adam AS
diciptakan, pada hari itu dia dimasukkan ke surga, pada hari itu dia
dikeluarkan dari surga, dan hari qiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari
Jum\'at.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain Nabi
bersabda, \"Tidak ada hari yang lebih mulia selama matahari terbit dan
terbenam selain hari Jum\'at\".(HR.Ibnu Hibban dalam Shahihnya)
Demikianlah Allah
menjadikan hari Jum\'at untuk kaum Muslimin dan mengkhususkannya untuk
mereka, dan Allah memalingkan orang-orang Yahudi dan Nashara dari hari
tersebut. Dari Abu Hurairah dan Hudzaifah RA, mereka berkata: Rasulullah SAW
bersabda, \"Allah telah menyesatkan/memalingkan hari Jum\'at dari
orang-orang sebelum kita, maka untuk orang-orang Yahudi hari Sabtu dan untuk
orang Nashara hari Ahad, dengan begitu mereka akan mengikuti kita pada hari
kiamat.” (HR. Muslim)
Keutamaan Hari Jumat
Keutamaan yang besar
tersebut menuntut umat Islam untuk mempelajari petunjuk Rasulullah dan
sahabatnya, bagaimana seharusnya menyambut hari tersebut agar amal kita tidak
sia-sia dan mendapatkan pahala dari Allah ta\'ala. Berikut ini beberapa adab
yang harus diperhatikan bagi setiap muslim yang ingin menghidupkan syariat Nabi
shalallahu \'alaihi wa sallam pada hari Jumat:
1. Memperbanyak shalawat
Nabi
Rasulullah SAW bersabda
yang artinya, \"Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah
hari Jumat, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, karena sholawat
kalian akan ditunjukkan kepadaku, para sahabat berkata : \"Bagaimana
ditunjukkan kepadamu sedangkan engkau telah menjadi tanah? Nabi bersabda: \"Sesungguhnya
Allah mengharamkan bumi untuk memakan jasad para Nabi.\" (Shohih. HR
Abu Dawud, Ibnu Majah, An-Nasa\'i) dalam riwayat lain disebutkan, \"Perbanyaklah
membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at, sesungguhnya tidak seorang pun yang
membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at kecuali diperlihatkan kepadaku
shalawatnya itu.\" (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
2. Mandi Janabah
Mandi pada hari Jumat
sangat dianjurkan bagi setiap muslim yang balig berdasarkan hadits Abu Sa\'id
Al Khudri, di mana Rasululloh bersabda yang artinya, \"Mandi pada hari
Jumat adalah wajib bagi setiap orang yang baligh.\" (HR. Bukhori dan
Muslim).
Mandi Jumat ini
diwajibkan bagi setiap muslim pria yang telah baligh, tetapi tidak wajib bagi
anak-anak, wanita, orang sakit dan musafir. Sedangkan waktunya adalah sebelum
berangkat shalat Jumat. Adapun tata cara mandi Jumat ini seperti halnya mandi
janabah biasa.
Dari Abu Hurairah radliyallhu
\'anhu, dari Rasulullah shallallahu \'alaihi wasallam bersabda,
\"Barangsiapa mandi
di hari Jum’at seperti mandi janabah, kemudian datang di waktu yang pertama, ia
seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yang datang di waktu yang kedua,
maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa yang datang di waktu yang
ketiga, ia seperti berkurban seekor kambing gibas. Barangsiapa yang datang di
waktu yang keempat, ia seperti berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yang
datang di waktu yang kelima, maka ia seperti berkurban sebutir telur. Apabila
imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan
dzikir (khutbah).” (HR. Bukhari no. 881
Muslim no. 850).
Aus bin Aus radliyallah
\'anhu berkata, \"Aku mendengar Rasulullah shallallahu \'alaihi
wasallam bersabda:
\"Barangsiapa mandi
pada hari Jum\'at, berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak
berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak
berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan
pahala puasa dan qiyamulail setahun.\"
(HR. Abu Dawud no. 1077, Al-Nasai no. 1364, Ibnu Majah no. 1077, dan Ahmad no.
15585 dan sanad hadits ini dinyatakan shahih)
Menurut penjelasan dari
Syaikh Mahmud Mahdi Al-Istambuli dalam Tuhfatul \'Arus, bahwa yang dimaksud
dengan mandi jinabat pada hadits di atas adalah melaksanakan mandi bersama
istri. Ini mengandung makna bahwa sebelumnya mereka melaksanakan hubungan badan
sehingga mengharuskan keduanya melaksanakan mandi.
3. Menggunakan minyak
wangi
Nabi shalallahu
\'alaihi wa sallam bersabda yang artinya, \"Barang siapa mandi pada
hari Jumat dan bersuci semampunya, lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi
kemudian berangkat ke masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu shalat
sesuai yang ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan
endengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumat ini sampai Jumat
berikutnya.\" (HR Bukhori dan Muslim)
4. Bersegera untuk
berangkat ke masjid
Anas bin Malik berkata,
\"Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat
Jumat.\" (HR. Bukhori). Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, \"Makna
hadits ini yaitu para sahabat memulai sholat Jumat pada awal waktu sebelum
mereka tidur siang, berbeda dengan kebiasaan mereka pada sholat zuhur ketika
panas, sesungguhnya para sahabat tidur terlebih dahulu, kemudian sholat ketika
matahari telah rendah panasnya.\" (Lihat \"Fathul Bari\" II/388)
5. Shalat Sunnah ketika
menunggu imam atau khatib
Abu Hurairah RA
menuturkan bahwa Nabi Muhammad shalallahu \'alaihi wa Sallam bersabda,
\"Barang siapa mandi kemudian datang untuk shalat Jumat, lalu ia shalat
semampunya dan dia diam mendengarkan khutbah hingga selesai, kemudian shalat
bersama imam maka akan diampuni dosanya mulai jum\'at ini sampai jum\'at berikutnya
ditambah tiga hari\". (HR. Muslim)
6. Tidak duduk dengan
memeluk lutut ketika khatib berkhutbah
Sahl bin Mu\'ad bin Anas
mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah (duduk sambil memegang
lutut) pada saat shalat Jumat ketika imam sedang berkhutbah.\" (Hasan. HR
Abu Dawud, Turmidzi)
7. Shalat sunnah setelah
shalat Jumat
Rasulullah bersabda yang
artinya, \"Apabila kalian telah selesai mengerjakan shalat Jumat, maka
shalatlah empat rakaat.\" Amr menambahkan dalam riwayatnya dari jalan Ibnu
Idris, bahwa Suhail berkata, \"Apabila engkau tergesa-gesa karena sesuatu,
maka shalatlah dua rakaat di masjid dan dua rakaat apabila engkau
pulang.\" (HR Muslim, Turmudzi)
8. Membaca surat Al
Kahfi
Nabi bersabda yang
artinya, "Barang siapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat maka
Allah akan meneranginya di antara dua Jumat". (HR Imam Hakim dalam
Mustadrok, dan beliau menshahihkannya).
9. Hari Raya Tiap Pekan
Setiap umat manusia
memiliki hari besar dan hari raya. Umat Islam seharusnya menjadikan hari Jumat
seolah-olah hari raya yang muncul setiap pekan.
Dari Ibnu Abbas radhiyallohu
anhuma berkata Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
hari ini (Jumat) Allah menjadikannya sebagai hari Ied bagi kaum muslimin, maka
barangsiapa yang menghadiri shalat Jumat hendaknya mandi, jika ia memiliki
wangi-wangian maka hendaknya dia memakainya dan bersiwaklah” (HR. Ibnu
Majah dan haditsnya dinyatakan hasan oleh Al Albani)
Abu Hurairah
meriwayatkan, Rasulullah bersabda:
\"Allah telah
memalingkan orang-orang sebelum kita untuk menjadikan hari Jum\'at sebagai hari
raya mereka, oleh karena itu hari raya orang Yahudi adalah hari Sabtu, dan hari
raya orang Nasrani adalah hari Ahad, kemudian Allah memberikan bimbingan kepada
kita untuk menjadikan hari Jum\'at sebagai hari raya, sehingga Allah menjadikan
hari raya secara berurutan, yaitu hari Jum\'at, Sabtu dan Ahad. Dan di hari
kiamat mereka pun akan mengikuti kita seperti urutan tersebut, walaupun di
dunia kita adalah penghuni yang terakhir, namun di hari kiamat nanti kita
adalah urutan terdepan yang akan diputuskan perkaranya sebelum seluruh
makhluk\". (HR. Muslim)
10. Waktu mustajabnya
Doa
Dari Abu Hurairah radhiyallohu
anhu bahwa Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda tentang
hari Jumat, “Pada hari Jumat ada waktu yang mana seorang hamba muslim yang
tepat beribadah dan berdoa pada waktu tersebut meminta sesuatu melainkan
niscaya Allah akan memberikan permintaannya”. Beliau mengisyaratkan dengan
tangannya untuk menunjukkan bahwa waktu tersebut sangat sedikit. (HR.
Bukhari dan Muslim)
11. Suci hingga Jumat
berikut
Dari Abu Qatadah radhiyallohu
anhu berkata, aku mendengar Rasulullah shalllallohu alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat maka dia berada dalam
keadaan suci hingga Jumat berikutnya” (HR. Thabrani, Abu Ya’la, Ibnu
Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Hakim. )
12. Kiamat hari Jumat
Dari Abu Hurairah
radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam
bersabda, “Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat;
padanya Adam diciptakan, dimasukkan ke surga dan juga dikeluarkan darinya serta
kiamat tidak terjadi melainkan pada hari Jumat.” (HR. Muslim).
Begitulah
cara Nabi dan Islam memuliakan hari Jumat untuk membedakan hari-hari mulia
agama-agama lain. [bul/cha/hidayatullah.com]
Komentar
Posting Komentar