Dalam Keragaman Budaya di Kampus UIN Sunan Ampel
Ajang Ormada UIN Sunan Ampel
Rangkaian kegiatan Multicultural Day 2016
terdapat 2 (dua) sesi, indoor yaitu seminar di Auditorium UINSA yang
digelar pada pagi di hari yang sama, dan sesi outdoor yang diadakan di halaman sebelah Auditorium yang menyajikan
bazar kebudayaan. Terdapat berbagai macam kompetisi antar daerah, diantaranya
Duta Daerah, Performance budaya, Traditional Food, Favorite
Booth, dan Rangking 1. Kegiatan outdoor berlangsung mulai pukul 12.50
hingga pukul 16.30 WIB.
Dalam kegiatan ini, stand Forsmawi yang
diwakili oleh Forsmawi UIN Sunan Ampel mengangkat tema Bambu. Ornamen yang
digunakan untuk menghias selain kain batik asal Ngawi juga ada bambu untuk
semakin mempertegas bahwa kata Ngawi berasal dari bambu, bukan sekedar hiasan
belaka.
Duta daerah Ngawi di ajang ini oleh Ivan
Nurfadillah dan Nikmatul Fadillah, mahasiswa FEBI semester V. Pasangan duta ini bertanggung jawab dalam
sesi presentasi daerah yang langsung dinilai oleh dewan juri. Sedangkan untuk
performance budaya, mengambil tari Rama dan Sinta, yang diperankan oleh PJ (penanggung
jawab) Forsmawi kampus UIN Sunan Ampel, Jasrika Fajurul, merupakan tarian yang
diselenggarakan untuk menyambut tamu penting di pemerintahan, salah satunya di
Kab. Ngawi.
“kata Ngawi diambil dari nama jenis
tumbuhan yang dulu banyak tumbuh disekitar Bengawan Solo yang membelah kab.
Ngawi. Awi. Nama lain dari bambu, sehingga lidah orang jawa yang khas
menyebutnya menjadi Ngawi” jawab duta daerah Ngawi, Ivan Nurfadillah waktu sesi
presentasi di panggung utama Multicultural Day 2016 sesi outdoor.
Stand Ngawi Ramah, begitulah nama stand
Forsmawi di ajang Multicultural Day 2016. Menampilkan makanan khas daerah
Ngawi, yaitu tepo kecap, kripik tempe khas Mantingan Ngawi. Teh Jamus menjadi
idola di ajang ini.
“teh Jamus yang kami persiapkan sudah
habis. Sebagian bahan sudah ludes. Sehingga kami beberapa kali menolak pembeli
yang dating begitu juga dengan tepo kecap yang kami sediakan” ujar Mia,
mahasiswa FEBI ini penanggung jawab kuliner Forsmawi di ajang ini.
Perjuangan
Menurut Ivan Nurfadillah, sejak bergulir info
MD 2016 akan dilaksanakan lagi, Forsmawi UINSA sudah mulai merancang wacana. Minggu,
17 September 2016 diskusi sederhana di kampus UIN cuma dihadiri 4 (empat)
anggota Forsmawi dengan point-point yang dihasilkan sebagian masih belum jelas.
Diskusi susulan pada Minggu, 30 September 2016. Untuk memantau apa saja
poin-poin tersisa yang belum fix. Dan, itu pun yang hadir tak jauh beda dengan
diskusi yang pertama. Tetapi bedanya, diskusi kali ini lebih dimantapkan lagi.
Beberapa anggota Forsmawi UIN pulang lebih
awal demi ajang ini, melengkapi apa yang kurang, salah satunya kain batik
Ngawi, kripik Ngawi, dan teh Jamus yang tentunya tidak ditemukan di kota
Surabaya
“target kami paling tidak stand yang
mendapatkan juara” tegas Ivan
Pada waktu hari H, pagi hari jelang siang, beberapa
anggota di stand sedikit pesimis. Stand lain sudah tertata dengan baik, dihias
semenarik mungkin tapi stand Forsmawi belum secepat stand Ormada lain. Sejak
pagi, beberapa pengunjung cuma melewati stand Forsmawi saja, karena memang
belum persiapan.
“kita memang kekuarangan personil, mas”
jawab Galuh dan Eka kompak melihat stand Ormada lain yang sudah bagus dan ramai
dikunjungi mahasiswa.
Bergulirnya waktu, pengunjung mulai ramai.
Dan kerja keras mulai terlihat di stand Forsmawi. Semua bekerja dengan hati,
menata sesempurna apa yang dalam kreatifitas mereka. Imbuh Galuh. Semangat
bertambah saat dukungan dari anggota Forsmawi Surabaya datang.
Ketua Forsmawi Surabaya dan jajarannya,
Aripta Hendra ikut mendukung Forsmawi UIN Sunan Ampel dengan hadir hingga ajang
usai setelah shalat Maghrib.
AJANG WIRAUSAHA
Pemerintah melalui Kementrian Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah telah sejak beberapa tahun menggalakkan program
kewirausahaan bagi masyarakat umum, pemuda dan mahasiswa. Program-programnya
pun bervariasi, mulai dari pemberian modal kecil untuk usaha rumahan, hingga
program wirausaha mahasiswa yang tersebar tak hanya di Universitas negeri
tetapi juga swasta di seluruh Indonesia.
Maka dari itu, selain untuk menambah
pundi-pundi kas Forsmawi UIN Sunan Ampel, keuntungan penjualan teh bisa
memungkinkan untuk menambah uang saku anggota. Imbuh Ivan.
Forsmawi UIN Sunan Ampel yang memiliki
tagar #akumahasiswangawi #sunanampel ini memang memiliki anggota paling sedikit
diantara Ormada lain yang ada di UIN Sunan Ampel. Bahkan di seluruh Forsmawi
Surabaya, dan tak dipungkiri seluruh Forsmawi yang ada. Namun, sedikitnya
anggota tak membuat mereka patah semangat. Berbagai program telah berhasil
mereka laksanakan. Salah satunya Jum’at Barokah yang kebetulan meramaikan ajang
MD 2016. Setiap pengunjung yang hadir mereka hadiahi snack gratis. Sehingga
hingga berakhirnya ajang, snack yang mereka persiapkan sudah ludes.
HASIL PERJUANGAN
Tetapi hasil akhir membayar keraguan dan
kerja keras mereka sepanjang hari itu. Di ujung acara, panitia mengumumkan
Juara Stand Terbaik jatuh pada Stand Ngawi Ramah, Forsmawi UIN Sunan Ampel. Tak
hanya itu saja, Duta Daerah Ngawi menyabet Juara kedua lomba Duta Daerah.
Hasil tersebut membuat bendera Forsmawi
Surabaya berkibar di ajang ini, dan merupakan piala pertama Forsmawi Surabaya diajang
kompetisi yang pernah ada.
“kami tak banyak, tapi kami erat. Kami ada,
meski kadang dianggap tiada. Kami eksis, meski kadang dianggap sinis” tutup
Jasrika Fajarul PJ Forsmawi UIN Sunan Ampel periode 2016 – 2017 (AR)
Komentar
Posting Komentar