AKU MENCINTAIMU - Cerpen

“AKUMENCINTAIMU”
Pemeran :
1.      Fiki Alamsyah
2.      Aisyah
3.      Kak Husna
4.      Bang Imran
5.      Adrian

Aku mencintaimu…
….
“Mungkin aku tak bisa seperti pria yang duduk beberapa meter di sebelah kanan kita yang bersama kekasihnya disana, derai tawa mereka terbawa hingga ke telinga kita, atau aku juga tak bisa seperti pria yang duduk di sebelah kiri kita memegang erat tangan kekasihnya dengan penuh kasih sayang. Betapa romantis mereka pada malam ini.Tapi, aku tak bisa seperti kedua pasangan itu. hanya dua kalimat itulah yang mampu aku ungkapkan padamu malam ini!”
Gelas minuman softdrink tinggal setengah ketika aku memberanikan diri memecah keheningan diantara kami berdua, meski di belakang kami beberapa penjual dan anak-anak kecil berlarian di arena Pasar Malam di atas bukit kota dusun ini. Malam ini kami mendapati diri kami terbuai oleh indahnya malam yang terhampar diatas bukit kota dusun ini, sehingga kami lupa bahwa kami adalah dua sosok yang saling mencintai, meski kami tak pernah berani mengungkapkannya satu sama lain hingga malam ini saat aku memulai mengungkapkan sesuatu yang sangat berat bagiku dibanding harus pidato dalam sebuah forum pemuda atau forum yang lain.

Saat ini perempuan disamping diam sejak aku mengungkapkan apa yang bisa aku ungkapkan. Aku mulai berpikir, mungkinkah redaksi perkataanku keliru? Aku pernah dengar,bahwa keseleo lidah itu berakibat fatal kalau kita tidak buru-buru meralatnya. Boro-boro meralat, mengingat apa yang barusan aku katakan aku sudah lupa,satu-satunya kalimat yang aku ingat hanyalah, aku mencintaimu!
Aku kira kalimat itulah yang sangat tepat disaat aku bingung memilih kalimat yang pas! Ketika aku membuka kamus, ketika aku membaca novel cinta, atau bahkan pujangga cinta aku semakin bingung untuk memilih kalimat yang tepat diantara mereka, semakin aku bingung, aku semakin sadar bahwa sejatinya ungkapan cinta yang tepat adalah, ungkapan cinta yang jujur, tulus tanpa banyak kata!.
Aisyah, nama perempuan disampingku. Perempuan yang aku kenal sewaktu kami sama-sama dipertemukan sebagai panitia dalam kegiatan kampus. Mahasiswi Jurusan Bahasa Inggris semester 5 dan seorang santriwati pesantren mahasiswa yang tidak jauh dari kampus Islam negeri bergengsi di ibukota provinsi. Berasal dari daerah yang sama menambah keakraban kami berdua. Dan malam ini, perempuan ini masih saja terdiam dan asik dengan mimpi-mimpinya yang dia ukir di langit malam ini.
Aku ingat saat itu hujan turun, dan kami berdua sedang duduk di serambi masjid menunggu hujan reda dengan berkas-berkas LPJ kegiatan yang harus kami selesaikan. Jujur, saatitu aku berharap hujan tak segera berhenti, bahkan aku jika boleh berandai, aku sanggup menemaninya meski hujan 10 tahun atau bahkan selamanya tak berhenti asal bersama dia!
Dan aku masih ingat pada hari itu, bahwa aku mulai jatuh cinta!
Malam ini, kami tidak sendiri ditempat ini, kami bersama kak Husna dan suaminya, bang Imran. Kak Husna adalah kakaknya Aisyah, mereka menikah 5 bulan yang lalu. Mereka menikah tanpa melalui proses pacaran.
“Aku dulu mengenal Husna waktu menghadiri sebuah majelis di sebuah masjid, saat aku memandang wajahnya pertama kali, aku sudah yakin, dia adalah perempuan shalihah. Setelah majelis selesai, aku mendekati temanku yang tadi duduk disebelah Husna, dan tanpa malu, aku langsung mengutarakan maksudku ke temanku tadi, aku ingin mengkhitbahnya
Temanku terkejut!
Cinta memang tak mengenal istilah logis. Kita tak pernah bisa mengukurnya dengan akal sehat kita.
Bagaimana mungkin aku yang baru pertama kali melihat perempuan itu langsung yakin aku akan mengkhitbahnya? Aku yakinkan dia, bahwa aku tidak pernah main-main dengan ucapanku! Beberapa hari kemudian temanku memberi selembar kertas dari Husnaberisi alamat yang harus aku datangi jika aku memang serius dengan ucapanku!Saat itu juga aku langsung ke rumah Husna dan bertemu orang tua Husna danmengatakan maksud dan keinginanku. Mereka bak detektiv mengintesvigasi akukurang lebih 1 jam lamanya tanpa kehadiran Husna diantara mereka sedetikpun!!Aku sadar mereka sedang mencari tahu siapa sebenarnya calon pendamping buahhati mereka, sehingga mereka tak akan melepaskan begitu saja tanpa kejelasanyang pasti. Diakhir pertemuan, mereka bilang, jawaban akan diberikan maksimal 3hari mulai hari itu juga. Kamu tahu, selama tiga hari dua malam berturut-turutaku tinggal di masjid dimana pertama kali aku melihat Husna!! Semua urusanbisnis aku tinggal, biasanya aku datangi masjid cuma untuk shalat fardhu saatitu masjid aku jadikan tempat tinggal, beri’tikaf. Dan 3 hari kemudian, orangtua Husna menghubungiku untuk menentukan tanggal pernikahan secepatnya, subhanaallaaah!! Saat itu juga aku sujudsyukur sejak shalat Maghrib hingga shalat Isya’! Kemudian aku kabari keduaorang tuaku bahwa aku akan menikah dengan perempuan paling shalihah!!”
“Begitu singkatproses ta’aruf abang sama kak Husna, ya? Tapi itu semua tak mempengaruhikeromantisan abang sama kak Husna. Untuk nasib jodoh kami saja belum tahu,bang! Kadang aku tak yakin dengan apa yang aku lakukan sekarang. Apakah jalanini akan mempertemukan dengan jodohku yang benar di ridhoi oleh Allah, aku jugatak tahu!. Sampai detik ini pun, aku belum menyatakan sesuatu hal yang pentingtentang perasaanku pada Aisyah, aku masih takut, bang!”
“Takut kenapa?”
“Takutkehilangan dia, bang”
“Menikah hukumasalnya mubah, kamu tahu khan?
“…” aku diammembiarkan bang Imran menjelaskannya
“berdasarkandalil mengenai dasar pernikahan, maka bisa ditegaskan bahwa hukum asalpernikahan adalah mubah, atau boleh! Namun berdasar kondisi ‘illatnya atau dilihat dari segi kondisiorang yang sedang melaksanakan dan tujuan melaksanakannya, maka melakukanpernikahan itu dapat berubah hukumnya menjadi sunnah, wajib, makruh, haram danboleh atau mubah
Bagaimanamenikah bisa dikatakan wajib? Hukum nikah wajib bagi orang yang telah mempunyaikemauan dan kemampuan untuk menikah dan dia dikhawatirkan akan tersandung pada perbuatanzina jika ia tidak segera menikah, maka hukum pernikahan bagi orang tersebutwajib! Kamu tau khan bagaimana definis wajib dalam hukum taklifi? Lalubagaimana dengan dasar hukum menikah itu bisa menjadi sunnah? Yaitu ketikaorang yang telah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk melangsungkanpernikahan, tapi kalau dia tidak nikah tidak dikhawatirkan akan berbuat zinamaka hukum melakukan nikah bagi orang tersebut adalah sunnah.
“berarti kalauaku menikah hukumnya sunnah ya, bang?”
“Oh belum tentu,bisa juga haram!”
“Kok bisaharam?”
“dasar hukummenikah haram ketika orang yang tidak mempunyai keinginan dan tidak mempunyaikemampuan serta tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban dalamrumah tangga, sehingga jika melangsungkan pernikahan akan menelantarkandirinya, dan juga istrinya.”
“oh itu mungkinpersis dengan kisah Siti Nurbaya ya, bang?”
“belum tentujuga. Lalu hukum menikah itu bisa menjadi makruh yaitu jika seseorang yangdipandang dari sudut pertumbuhan jasmaniyah telah wajar untuk melaksanakanpernikahan meski belum begitu mendesak, tapi belum ada biaya hidup untuk isteridan anak-anaknya, maka makruh baginya melaksanakan pernikahan”
“nah, sekarangberada di posisi dasar hukum manakah kamu jika melihat kondisimu saat ini?Sedang aku, dasar hukum menikahi Husna adalah wajib! Dalam sebuah hadisdisebutkan
hendaklah salah seorang dari kalian memilikihati yang bersyukur, lisan yang senantiasa berdizikir, dan isteri shalihat yangakan menolongmu dalam perkara akhirat<a>[1]</a>
Yapp, aku takutzina akan menjerumuskanku maka dari itu aku lebih memilih jalan aman danberbuah syurga, menikah!
----
Mereka duduk dibelakang kami, kami memilih membelakangi mereka untuk menikmati bintanggemintang yang bercahaya malam ini, dan semilir angin yang bersahabat. Gelassoftdrink telah kosong, dan ketika aku remas gelas plastik itu Aisyah tiba-tibaberbicara seperti yang aku tunggu beberapa menit sebelumnya
“… sampean lelah? Yuk, kita ajak kak Husnadan bang Imran pulang” katanya singkat dengan senyum seperti dipaksakan.
Aku bengong dantak bisa berkata apa-apa ketika dia sudah berdiri dan menenteng minumannya yangternyata kosong.
“lhoh, belum ada1 jam kita disini kok buru-buru pulang? Bagaimana dengan dik Amar?” tanya kakHusna, sementara aku masih duduk membelakangi mereka, seolah tak tahu apa yangterjadi di belakangku.
“aku baru ingat,ada tugas yang harus dikumpulkan lewat email kepada dosen malam ini, kak. KakAmar aku ndak tahu, sepertinya dia masih ingin disini sendiri”
“Hei dik Amar!” tanyakak Husna
“Eh, iyya kakHusna, ada apa?”
“Kamu mau baliknanti atau sekarang bareng kami?”
Aisyah berpalingkepadaku dan membereskan perbekalan yang terhampar di alas plastik hijau kedalam plastik. Dia sepertinya enggan menatapku lagi
“Ah, nanti aja,masih mau nunggu teman, katanya mau kesini mau ketemu!”
“Oh, okey!!”
“Apa yangterjadi malam ini anak muda?” suara laki-laki mengagetkanku dari belakang, bangImran.
“entahlah, bang.Aku hanya mengungkapkan apa yang bisa aku ungkapkan kepadanya”
“maksudnya? Apakamu mengajaknya nikah?”
“enggak, bang!”
“Oh, aku tahu …
Begini, apapun ituseharusnya kamu tak seperti itu, tak seharusnya kamu bertindak bodoh diantarakepintaranmu, kamu khan tahu bahwa Rasul pernah bersabda bahwa, barang siapa di antara kalian mampu (untukmenikah) maka hendaknya dia nikah… Nah, itulah yang harus kamu pahami,perasaan itu tak harus kamu ungkapkan! Aku menyebutnya bukan sebuah kesalahansih, cuma kurang tepat jika kamu mengungkapkan hal sepertii itu ke dia yangseorang santriwati dengan pemahaman agama yang bagus. Dan aku yakin, diabersedia duduk disampingmu malam ini bukan hanya sekedar menikmati pemandanganmenakjubkan malam ini. Tapi menunggumu mengatakan bahwa kamu mengajaknya nikah!Itu yang terpenting! Dan coba kamu pahami juga, apakah itu ungkapan yang palingtepat sebagai pria muslim dalam menyatakan cinta? Ingat! Wanita buruk adalahuntuk lelaki yang buruk, dan sebaliknya!
Oke? Ternyataapa yang kami harapkan menemani kalian disini tidak terwujud. Lain kali,bawalah mahrammu ke rumah, bertemu abah sama umi. Kami pulang dulu! Tetaplahbersemangat menjalani proses ini, Ihrish‘alaa maa yanfauka wasta’in billaahi walaa ta’jazz!! Camkan itu!!
Wassalamu’alaikum…
“wa’alaikumussalam… “ lirih dan mungkin tak terdengar oleh bang Imran
Kakiku terasalemas, keringat dingin muncul. Lidah terasa kelu untuk berbicara.
Saat itu jugaaku tak melihat keindahan langit seperti saat aku bersama Aisyah tadi, semuaserba hitam pekat, kedua pasangan yang berada di sebelahku sudah pergi, kosong dankeramaian di belakangku terasa sunyi. Yang terdengar hanya gesekan daun pohonwaru yang berada di tepi bukit. Dan suara gamelan yang terdengar nun jauhdisana. Aku merasa sendiri diatas bukit ini kota dusun ini. Aku tak bisaberpikir apa-apa selain memaki kebodohanku! Rasa takut kehilangan motivasiterkuat untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya! Yah, aku memang sangat takutkehilangan dia melebihi diriku sendiri …
“kalau lu tidaknyatakan perasaan ke Aisyah, gue yakin Aisyah bakal menerima cinta orang lain!Sebab, dengan lu ungkapin perasaan ke dia itu sebuah awal kalo lu mau serius madia! Dan lu akan menunggu proses pernikahan dengan suasana romantis, lu kuliahjadi semangat, dan hidup lu akan terarah, guys. Dan gue pastiin, hape lu gagakan sepi dehh!!” aku lebih menimbang secara rasional apa yang dikatakan Fadlikepadaku di kampus seminggu yang lalu. Fadli telah membuktikan ucapannya kepadaAmbarwati, teman sekelasnya. Terbukti, mereka berdua terlihat selalubersama-sama, bergandengan tangan di kampus dan tak ada masalah dengan prosesitu. Dan lebaran bulan depan mereka akan menikah.
“Ingat Fik,cinta itu bisa kadaluarsa! Gue tahu lu sangat cinta banget sama Aisyah, anakBahasa Inggris. Tapi selama lu gag ungkapin gua yakin, perasaan yang lu pendambakal kadaluarsa, alias mati perlahan-lahan! Dan lu juga tahu, Aisyah itu bukanmahasiswi sembarangan, dia idola di jurusannya bahkan di fakultasnya, banyakkakak-kakak tingkatnya yang ngejar-ngejar dia. Saran gue lu ungkapin ke diasecepatnya. Biar cinta lu gag kadaluarsa!”
“Emang cintabisa kadaluarsa?”
“Bisa, Fik! Lutahu kan nasib percintaan Agus, Rendi, Bagas, dan Deni? Mati semua!! Sepertihal yang lazim yang kita tahu pada semester pertama kita kuliah pasti hal yangmenyibukkan kita adalah cari pacar baru sekampus dengan kita, dan merekaberempat berhasil. Seiring berjalannya waktu, pelangi yang mereka kira akanmenghiasi langit itu akan selamanya, mereka salah! Entah karena apa, cinta yangmereka tanam layu, cinta mereka kadaluarsa, satu persatu mereka mengakhirihubungan asmara mereka satu persatu. Dan bahkan sekarang diantara mereka sudahmenemukan pasangan baru lagi!! Amazing bukan! Jadi intinya kalau kitaberpacaran, agar cinta lu tidak kadaluarsa, bagaimana lu bisa beradaptasi danmenerima kekurangan dan kelebihan pasangan lu dan hal demikian untuk pasanganlu! Gag saling meninggikan ego masing-masing!
“Jadi, apa yangharus aku lakukan?”
“Yaelah, segeraungkapin perasaan lu ke dia! Ingat! Secepatnya!” Adrian mengguncang bahukumeyakinkan bahwa dia ada bersamaku
Cintakadaluarsa, hal ini sebenarnya bukan hal terpenting yang aku takutkan, akumemang percaya bahwa cinta itu bisa kadaluarsa, telah banyak aku temukanteman-temanku mengalami hal demikian, dan aku yakin cintaku ke Aisyah tak akan pernahkadaluarsa. Yang aku takutkan hanya satu, aku takut ada orang lain yang segeramenggenggam cintanya dan berjalan diatas kekalahanku. Membuatku hanya bisamenangisi betapa bodohnya aku dalam kisah percintaan yang seharusnya bisakumenangkan cinta Aisyah. Tapi dilain itu, aku takut bahwa ungkapan cintakuakan menjerumuskanku dalam kemaksiatan. Aku takut Allah, Tuhanku akan murkakepadaku hingga.
Bukankah orangberpacaran itu merupakan ujian kemaksiatan? Pegangan tangan adalah diantarabukan mahramnya adalah maksiat. Padahal cinta adalah kemuliaan, cinta adalahsaling menghormati satu sama lain dan tidak melibas batas kehormatan antara duaanak manusia yang kehilangan imannya. Dan aku masih ingat puisi yang pernadibacakan Aisyah pada malam inagurasi di kampus
“Penodaan Keindahan Cinta”
Mencintai itu naluriah
Dicintai hak hati dan rasa
Kalau mau, cintai apa saja
Hanya, kau akan kehilangannya
Atau, kau meninggalkannya
Kerap cinta berlumur noda
Membutakan mata
Menyumbat telinga
Mendangkalkan jiwa
Merampas nalar
Merenggut nyawa
Hanya cinta-Nya
Cinta kepada-Nya
Cinta karena-Nya
Cinta di jalan-Nya
Alirkan sejuk mata air syurga
Sirnakan dahaga jiwa
Selamanya
(Puri NF Agustus 2005)
---
Allahumma Ya mushorrifal qulubb, shorrifqulu bana ‘alaa thoatikaa
Dan malam inisetelah sampai dirumah, aku memilih tidur di masjid. Jalan yang pernah dilaluibang Imran saat menunggu ikhtiar cintanya kepada kak Husna. Sebab cinta adalahanugerah dari Yang Kuasa, dan Dia-lah yang menanamkan perasaan indah inididalam hatiku. Dengan perasaan ini aku harus berhati-hati dalam menyikapinya,bisa-bisa aku terjerumus oleh kebodohanku sendiri.
***
Beberapa tahun kemudian
“Fik, bagaimana dengan persiapanstudimu? Sudah beres?”
“alhamdulillaah siap, abah. Cumatinggal menunggu jawaban dari pihak kampus disana, surat rekomendasi darikampus, translate ijazah dan berkas-berkas lain sudah siap abah”
“apakah kamu yakin dengan semua ini?”
“bukankah ini impian abah selamaini kepadaku …? “
“… iyya, tapi … umimu …
“… kenapa dengan umi, abah???”
“… umimu…”

NEXT NOTE…
Kelanjutan kisah asmara FikiAlamsyah dengan Aisyah setelah satu tahun tidak bertemu meski satu kampus.Apakah mereka berjodoh? Apakah ada pihak ketiga?
O,TW! = Oke, Tunggu Wae!


<a>[1]</a> HRIbnu Majah


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ini Ceritaku Hari Ini. Update

Ponorogo Punya Cerita (19 Desember 2014)

Cinta Dalam Diam ; Romantisme Cinta Ala Ali Bin Abi Thalib dan Fatimah